Sportsnews.id - China masih mendominasi sektor ganda campuran hingga saat ini. Mereka menjadi momok yang sulit ditaklukkan pasangan lain, termasuk ganda Indonesia.
Tak ayal, di beberapa turnamen, hampir semua pasangan Indonesia mentok prestasinya karena kesulitan menghadapi serangan dari ganda China.
Pada Kejuaraan Dunia Bulu Tangkis yang akan berlangsung di Jepang, 22-28 Agustus, juga dimungkinkan untuk bertemu pasangan China. Rinov Rivaldy/Phita Haningtyas Mentari misalnya.
Jika melihat grafik, Rinov/Mentari akan bertemu dengan unggulan keempat China, Wang Yi Lyu/Huang Doping di babak ketiga. Dengan catatan, kedua ganda tersebut berhasil mengalahkan ganda lainnya di babak kedua. Pasalnya, di babak pertama mereka langsung mendapat bye. Jika berjalan mulus, pertemuan dengan unggulan pertama Zheng Siwei/Huang Ya Qiong (unggulan pertama) di semifinal kemungkinan besar akan terjadi.
Pelatih ganda campuran Nova Widianto mengatakan bahwa Rinov/Mentari sebenarnya telah membuat banyak kemajuan sejak Kejuaraan Dunia pertama mereka di 2019. Terbukti mereka mampu mengimbangi permainan unggulan, terutama empat besar, dua di antaranya. diisi oleh pasangan Cina.
"Saya kira dari tahun 2019 sampai sekarang mereka (Rinov/Mentari) sudah bertarung dengan peringkat teratas dunia, hingga Zheng Siwei/Huang Ya Qiong. Jadi kita sudah tahu levelnya di mana," kata Nova kepada wartawan.
“Mungkin melawan Jepang dan Thailand syaratnya bisa seimbang, yang sedikit kurang bisa melawan China karena pemain kami sedikit kesulitan belakangan ini. Mungkin dari awal kami masih bisa mengikuti, tapi lama-lama kami 15 poin. dan di atas sudah mulai lag, ya itu sebagai ukuran kami dan akan kami perbaiki.”
“Istilah itu ukuran kita yang paling jelas. Dua pasangan Tiongkok ini bisa dibilang pertandingan paling sulit bagi kita saat ini. Baru kemarin anak-anak mencapai final, tapi satu rekor mereka mencapai final karena unggulannya kalah. positif sense yang unggul bisa kalah dari lawan yang sudah ditaklukkannya. Jadi sebenarnya mereka bisa tetap percaya diri, apalagi melawan unggulan 1, 2, 3, dan 4. Itu pelajaran dari 2019 hingga sekarang,” ujarnya.
Nova sekaligus membeberkan faktor yang menjadi kesulitan Rinov/Mentari menghadapi dua pasang China.
“Kesulitan pemain kami karena pemain China lebih konsisten. Mereka bermain konsisten di tiga pertandingan, baik power maupun speed yang tidak pernah turun,” kata Nova.
“Kami bisa balance di awal, setelah itu kecepatan kami turun. Itu yang harus kami tingkatkan dan bertahan dengan kecepatan tinggi untuk melawan China di tiga game,” sambungnya.
“Saya bilang ke mereka (Rinov/Mentari) kalau mau imbang di tiga game, jangan lengah. Karena pasangan China ini tidak mengubah tempo atau power selama tiga game. Itu yang membuat mereka menjadi ganda campuran terbaik dunia. ."
"Kalau dari Thailand dan Jepang, saya kira mereka lebih unggul di pertahanan, tapi teknik dan polanya tidak istimewa. Itu pembelajaran dan evaluasi kami," tegas Nova.