Sportsnews.id - Pembalap Prima Pramac Racing, Jorge Martin, mengaku kecewa karena batal dipilih menjadi rider kedua Ducati Lenovo Team di MotoGP 2023.
Ia menyatakan, kekecewaan ini bukan karena Ducati Corse akhirnya memilih Enea Bastianini, melainkan karena keputusan ini sulit diambil karena kedua rider sama kuatnya.
"Saya merasa agak kecewa atas keputusan itu. Namun, bukan karena mereka memilih Enea. Ia layak mendapatkannya karena meraih tiga kemenangan, jadi levelnya menakjubkan.
Namun, saya merasa kami berdua sama-sama layak, dan keputusan itu sudah jelas sulit diambil," ujar Martin kepada Crash.net.
"Pada akhirnya, saya sudah melakukan segala hal yang diminta Ducati. Saya sudah berusaha sebaik mungkin. Saya juga menandatangani kontrak yang sangat baik.
Jadi, saya sangat senang dan saya rasa Ducati akan coba membayar investasi itu demi meraih hasil yang baik pula," lanjut juara dunia Moto3 2018 ini.
Martin pun mensinyalir bahwa dirinya hanya tanda tangan kontrak baru berdurasi setahun dengan Ducati Corse.
Ini bertentangan dengan pengakuan Sporting Director Ducati Corse, Paolo Ciabatti, yang menyatakan bahwa baik Bastianini dan Martin mendapatkan dukungan yang sama persis meski berbeda tim.
Meski hanya akan bertahan setahun di Pramac, Martin bertekad menggores sejarah sebagai pembalap Pramac pertama yang menyabet gelar dunia.
Namun, Martin juga meminta Ducati Corse bertindak adil padanya, tak menganakemaskan Bagnaia dan Bastianini dalam perebutan mahkota juara tahun depan.
"Saya akan mengambil kans ini demi mencetak sejarah dengan Pramac, mencoba menyabet gelar tahun depan.
Saya hanya berharap, jika saya punya kans juara dan bertarung dengan Pecco atau Enea, Ducati bisa memberi saya dukungan setara sehingga saya bisa bertarung dengan perangkat yang sama," tutupnya.