Pada November 2022, petinggi Juventus dan seluruh anggota dewan klub mengundurkan diri dari jabatannya.
Ini menandakan bahwa orang-orang tersebut prihatin dengan masalah keuangan yang menimpa Juventus.
Indikasi ini kemudian diperiksa oleh polisi setempat. Kasus tersebut dibawa ke pengadilan setelah diperiksa oleh kejaksaan.
Alhasil, Pengadilan Banding Federal memutuskan untuk menghukum Juventus dengan pengurangan poin dan penalti terhadap sebelas ofisial Juventus. FIGC sendiri telah mengeluarkan pernyataan resmi terkait sanksi yang diberikan kepada Juventus.
"Pengadilan Banding Federal yang dipimpin oleh Mario Luigi Torsello telah menerima banding sebagian dari Kantor Kejaksaan Federal... memberikan sanksi kepada Juventus dengan 15 poin penalti untuk diberikan pada musim sepak bola saat ini," baca pernyataan resmi.
“Dan dengan serangkaian larangan untuk 11 eksekutif Juventus (30 bulan untuk Paratici, 24 bulan untuk Agnelli dan [Maurizio] Arrivabene, 16 bulan untuk [Federico] Cherubini, delapan bulan untuk Nedved, [Paolo] Garimberti, [Enrico] Vellano, [Assia ] Venier, [Caitlin] Hughes, [Daniela] Marilungo dan [Francesco] Roncaglio)”.
Sebelumnya, kejaksaan memutuskan Juventus bersalah atas sejumlah pelanggaran keuangan. Klub berhasil menghemat 90 juta Euro dari membayar gaji pemain.
Kasus ini sendiri terjadi pada masa pandemi yang lalu. Juventus diduga melakukan pemotongan gaji para pemainnya yang dinilai tidak masuk akal.
Sanksi ini sendiri masih bisa digugat oleh Juventus. Tidak dijelaskan secara detail kapan limit bandingnya.
Sedangkan sanksi yang sudah ditetapkan langsung berlaku di klasemen Serie A. Alhasil, Juventus yang semula mengoleksi 37 poin, kini hanya mengoleksi 22 poin.
Pengurangan poin berdampak signifikan pada posisi Bianconeri di klasemen. Dari semula berada di posisi ketiga, kini langsung berada di posisi kesepuluh klasemen.