Erick mengapresiasi tim asuhan Bima Sakti yang mulai menunjukkan pola permainan terstruktur meski lawan yang dihadapi berada di peringkat kedua Asia.
“Saya kira ada peningkatan yang sangat nyata jika kita melihat pola permainannya. Saat itu di Bali, pola di atas [garis depan] belum benar-benar diperbaiki karena adanya serangan. “Berbalik beberapa kali adalah momentum yang sebenarnya,” kata Erick kepada wartawan usai pertandingan.
Erick optimistis permainan tim U-17 akan terus meningkat. Sejauh ini tim baru berlatih beberapa minggu dan telah mencapai kemajuan yang signifikan.
“Di Jerman juga akan lebih intensif,” kata Erick.
Namun, Erick memperhatikan konsentrasi tim U-17. Pada babak pertama, kata Erick, Indonesia berhasil menghindari hasil imbang melawan Korea Selatan.
“Hasil imbang di babak pertama melawan tim peringkat kedua Asia adalah hal yang bagus, tapi pertandingan bola berlangsung 90 menit, kami harus fokus. Sekarang kita lihat kalau ada pergantian pemain, kita sedikit kendor.” “Sebelum ada gol dan penalti, saya kira juga akan ada catatannya,” imbuh Erick.
Menurut Erick, Indonesia mendapat banyak pelajaran penting usai pertandingan melawan Korea Selatan. Salah satunya adalah bagaimana tim perlu mengurangi kesalahannya sendiri.